Pemerintah Kota Tegal

Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, Profesional, Akuntabel, Berwibawa dan Inovatif, Berbasis Teknologi Informasi

Peta Kota TegalSelayang pandang

Pemerintah Kota Tegal
Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal
Telp : 0283 355137, 0283 355138 Fax : 0283 353673
e-mail : info@tegalkota.go.id

Change Language

Menu
FaceBook  Twitter  Mixx.mn     

TEGAL - Kepengurusan Dewan Kesenian Kota Tegal (DKT) periode 2024-2027 resmi dilantik oleh Wali Kota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, di Pendopo Ki Gede Sebayu, Komplek Balai Kota Tegal, Senin (18/3/2024) malam.

Pada Hasil Musyawarah Daerah (Musyda) DKT di Gedung DPRD Kota Tegal pada Minggu (10/3) telah memilih Suriali Andi Kustomo menjadi Ketua DKT periode 2024-2027. Sementara itu, Wakil Ketua dijabat Muhammad Rudiyanto, Sekretaris Ubaidillah, Wakil Sekretaris Nila Syukrilah, Bendahara Ida Fitri Yuzmanah dan Wakil Bendahara Moch. Tefuri, serta beberapa anggota komite-komite.

Pelantikan dilaksanakan dengan pembacaan kata-kata pelantikan oleh Wali Kota untuk mengukuhkan Ketua dan Pengurus DKT periode 2024-2027. Kemudian penyerahan Panji DKT dari Ketua DKT sebelumnya, Yono Daryono kepada Wali Kota Tegal. Selanjutnya Wali Kota Tegal menyerahkan Panji DKT dan SK Pelantikan kepada Suriali Andi Kustomo. Usai dilantik, Ketua DKT Suriali Andi Kustomo dalam sambutannya mengatakan DKT merupakan organisasi mitra dari Pemerintah Kota Tegal. “DKT memposisikan diri sebagai mitra,” ungkap Ketua DKT periode 2024-2027.

Suriali Andi Kustomo menyampaikan bahwa pihaknya menyambut keinginan Wali Kota yang menyebutkan agar Kota Tegal menjadi kota kesenian dan Pemkot sudah menyediakan ruang-ruang publik yang luas dan pelaku seni dapat tampil memamerkan keseniannya di ruang-ruang publik yang tersedia. "Insya Allah Pak Wali, DKT siap untuk melaksanakan itu.

Ada satu statemen yang ingin saya sampaikan dalam forum ini, tahun 2024-2027 DKT akan keluar dari sarangnya," ujar Suriali Andi Kustomo. Ia menjelaskan “keluar dari sarangnya” berarti, tidak hanya melakukan dari aktivitas di gedung-gedung tertutup, ruangan-ruangan tertentu, atau di Taman Budaya, tapi akan menyulut turun ke masyarakat bahkan sampai ke kelurahan.

Sangat mungkin sekali tiga tahun mendatang mewujudkan Tegal sebagai Kota kesenian dapat terwujud, dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah bagaimana Dewan Kesenian Kota Tegal dapat keluar dari tuntutan keterbatasan anggaran. “Saya yakin, Wali Kota dan Pemkot Tegal memiliki konsen terhadap kesenian, tentu saja DKT akan keluar, dan mengisi ruang-ruang publik yang ada dengan kesenian seperti di jalan Pancasila,” tutur Suriali Andi Kustomo.

Investasi dibidang kesenian menurutnya tidak bisa diukur dengan besarnya pendapatan APBD, namun kesenian hari ini akan menjadi kartu pengaman dari berbagai masalah baik ekonomi sosial. “Setidaknya dia akan mengurangi, mendegradasi, kecemasan-kecemasan melalui berbagai macam kesenian. Sehingga warga akan lebih tenang, akan lebih menghormati sisi-sisi etik, akan memiliki kesadaran estetika yang memang tidak bisa diukur, tapi sadar atau tidak masyarakat yang berkesenian, masyarakat yang menikmati kesenian akan lebih beradab, dan DKT salah satunya adalah membangun peradaban itu,” urai Suriali Andi Kustomo panjang lebar.

Wali Kota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono dalam giat menyampaikan bahwa Kota Tegal adalah bagian wilayah Jawa Tengah di pesisir pantai utara sebelah barat. Wali Kota menginginkan Kota Tegal sebagai kota sentral, bagaimanapun kesenian harus kita jaga dan lestarikan.

Dikatakan Wali Kota, jangan sampai perkembangan zaman dengan adanya moderninasi, kesenian kita semakin hari semakin krisis. Oleh karena itu, sebagai seniman dan pegiat seni, Wali Kota berharap para pengurus dewan kesenian agar tetap dapat menjaga nafas kehidupan seni di Kota Tegal dan lebih memajukan lagi.

Pelantikan Ketua dan Pengurus DKT periode 2024-2027 juga dimeriahkan penampilan dari para pegiat seni Kota Tegal. Antara lain di pra acara ada Minantaka Instrumentalia, prosesi pelantikan diawali dengan penampilan Tari Iringan Panji oleh Sanggar Tari Perwitasari, Tari Sesonderan oleh Sanggar Tari Elsando, pembacaan puisi oleh Ida Fitri dan Jimmi, pementasan teater Kampung Seni oleh Seful Mu’min dan kawan-kawan, serta musik penutup oleh Minantaka Instrumentalia.

Top