Tegal - Awal Bulan Ramadan 1444 H, Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal mengalami kejadian kurang menyenangkan yang berakibat pada terganggunya ketentraman dan ketertiban di lingkungan sekitar. Kejadian tersebut ialah tawuran dan perang sarung yang dilakukan oleh sekumpulan anak remaja.

Lurah Slerok, Dwi Puspasari, S.STP, M.Si, saat berdialog di Sapa Kota Tegal, Selasa (18/4/2023) mengungkapkan bahwa kejadian tersebut dilakukan untuk keperluan konten semata. “Mirisnya, anak-anak tersebut melakukan perbuatan hanya untuk kepentingan konten saja, semakin banyak penonton, maka mereka akan semakin sering melakukannya,” ujarnya.

Dwi Puspasari menjelaskan bahwa tawuran dan perang sarung didominasi oleh pelajar SMP. Oleh karena itu, menjelang libur sekolah, dirinya berharap agar orang tua bisa lebih ekstra menjaga anak-anaknya agar tidak keluar di malam hari. “Selain orang tua, sebenarnya lingkungan juga berpengaruh. Jadi, apabila kami melihat ada perkumpulan anak remaja di malam hari langsung kita bubarkan, karena dari situlah muncul potensi kerusuhan,” tambahnya.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang menimbulkan kerusuhan dan ketidaknyamanan warga, Lurah Slerok melakukan beberapa antisipasi diantaranya, melaksanakan edukasi kepada RT/RW supaya bisa menginformasikan kepada warganya, terutama orang tua agar dapat menjaga lebih ekstra anaknya agar tidak keluar malam terutama jam 10 ke atas.

“Selain itu, untuk penjagaan kami mempunyai tiga orang linmas dan Pokdarkamtibmas, yaitu relawan warga masyarakat sekitar yang diperuntukan untuk menbantu menjaga ketentraman dan ketertiban di kelurahan slerok,” jelasnya.

Lurah Slerok menginfokan bahwa ada beberapa titik di Kelurahan Slerok yang menjadi daerah rawan adanya kerusuhan yaitu, kawasan Langon, jalan Werkudoro, jalan Antaboga, dan kawasan belakang SMP 15 Kota Tegal.